MICRO PROJECT
CORPORATE FINANCE
“Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Krisis Perbankan di Indonesia Tahun 1990 – 2010”
BAB I
PENDAHULUAN
Krisis merupakan permasalahan yang dipandang sangat
serius dalam berbagai negara. Krisis dapat dikategorikan dalam berbagai macam sebutan
tergantung pada sektor apa krisis tersebut berpengaruh. Macam-macam krisis yang telah ada
yaitu, krisis oil boom , krisis
ekonomi, krisis perbankan, dan masih ada yang lain. Dalam makalah ini, kami
mengambil topik
mengenai krisis yang pernah terjadi Indonesia pada tahun 1998, yaitu krisis
perbankan.
Kegagalan pada salah satu bank tidak hanya
menyebabkan masalah pada bank itu sendiri
tetapi juga menimbulkan adanya
efek domino dalam industri perbankan
yang lainnya. Karena bank menyediakan sarana pembayaran,
maka kegagalan di sektor perbankan (bank
failure) pada gilirannya akan menimbulkan kegagalan di sektor perusahaan (corporate failure) dimana terjadi
hambatan dalam penyelesaian pembayaran (payment
settlement). Akibat kegagalan di sektor ini dapat berdampak negatif pada
seluruh sistem (systemic risk), maka
gagalnya satu bank dapat menyebabkan masalah pada sistem perbankan secara
keseluruhan dan dapat menimbulkan penarikan dana secara besar-besaran terhadap
bank yang sehat.
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, maka kelompok Kami menulis makalah yang berjudul
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Krisis Perbankan di Indonesia Tahun 1990 –
2010”. Pada makalah ini, kelompok Kami mengacu pada jurnal utama “The
Determinants of Banking
Crises in Developing and Developed Countries,
Kunt & Detragiace (1998)”. Dalam
jurnal tersebut dijelaskan mengenai faktor-faktor yang menentukan
terjadinya krisis perbankan.
BAB III
PERBEDAAN/MODIFIKASI
DARI KEASLIAN JURNAL-JURNAL REFERENSI
- Jurnal Utama (The Determinants of Banking Crises in Developing and Developed Countries, Kunt & Detragiace (1998))
Jurnal utama menjelaskan krisis
perbankan di beberapa negara yang ditemukan berdasarkan database dari IMF yakni
pada tahun 1980-1994. Variabel independen yang kita gunakan Macroeconomi
variabels, financial variables dan Institutional Variables. Untuk variabel independen Macroeconomic
variabel pada jurnal utama itu sendiri meliputi Growth, TOTChange,
Depreciation, RLInterest, Inflation, Surplus/GDP. Financial variabels meliputi
M2/Reserve, Private/GDP, Cash/Bank, Credit GROt-2. Institutional Variabels
meliputi GDP/Cap, Depositins, Law and Order.
Model Ekonometrika yang digunakan untuk
mengestimasi probalilitas dari adanya krisis perbankan adalah model logit. Jika ada terjadinya krisis, maka beri nilai
1, sedangkan jika tidak terjadi krisis diberi nilai 0. Data yang digunakan
untuk mengestimasi apakah ada krisis atau tidak pada suatu negara pada tahun
estimasi 1980-1994 mengunakan data panel.[1]
- Jurnal Pendukung
·
Jurnalyang kedua berjudul Cross-Country
Empirical Studies of Systemic Bank Distress: A Survey, Kunt &
Detragiace (2005) yang merupakan kelanjutan dari studi sebelumnya mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi krisis perbankan. Dalam jurnal ini dijelaskan
bahwa terdapat faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan krisis perbankan
selain tiga faktor di dalam jurnal sebelumnya.
Faktor
pertama adalah masalah satu individu bank yang dapat menyebabkan krisis dalam
sektor perbankan.secara kesuluruhan. Semakin besar ukuran suatu bank, semakin
besar pula bank tersebut dalam menciptakan krisis perbankan ketika bank
mengalami masalah.
Faktor kedua
adalah guncangan pada perekonomian global dan kebijakan rezim exchange rate
yang dipilih. Kebijakan fixed exchange rate lebih cenderung menimbulkan
krisis perbankan dan kepanikan pasar. Pada saat fixed exchange rate diterapkan,
kebijakan bank sentral sebagai lender of resort menjadi terbatas karena
ekspansi moneter dapat berisiko meruntuhkan kepercayaan pada mata uang yang
telah di-peg.
Faktor ketiga
adalah struktur dan kepemilikan bank. Apakah bank dimiliki oleh asing maupun
pemerintah, dua-duanya memiliki kelemahan yang dapat memicu terjadinya krisis
perbankan. Banyaknya perbankan yang dimiliki oleh pemerintah akan membuat
kompetisi, pertumbuhan, maupun produktivitas bank menjadi rendah. Faktor
keempat adalah sistem politik. Sistem politik akan menghasilkan kerangka
kebijakan pemerintah yang dapat berhubungan dengan faktor-faktor lainnya:
liberalisasi finansial, rezim exchange rate, maupun regulasi mengenai
bank asing. Oleh karena itu sistem politik memiliki peranan penting dalam
menentukan krisis perbankan.[2]
·
Jurnalyang ketiga adalah berjudul The
Twin Crises: The Causes of Banking and Balance-of-Payments Problems, Kaminsky
& Reinhart (1998). Jurnal ini membahas tentang hubungan antara krisis
perbankan dengan krisis mata uang. Setidaknya ada 12 indikator yang menjelaskan
terjadinya krisis perbankan dan krisis keuangan. Indikator-indikator tersebut
dibagi menjadi tiga kategori yaitu: indikator yang berkaitan financial
liberalization, indikator yang berkaitan dengan faktor finansial lainnya,
dan indikator yang berkaitan dengan current account.
Pada jurnal utama
telah dijelaskan bahwa salah satu faktor yang menentukan krisis perbankan
adalah adanya financial liberalization. Kedua jurnal ini memiliki
indikator yang sama dalam mengukur financial liberalization.
Indikator-indikator yang berkaitan dengan financial liberalization adalah
M2 multiplier, rasio kredit domestik terhadap GDP nominal, real interest
rates pada simpanan, dan rasio lending to deposit interest rates.[3]
- Makalah “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Krisis Perbankan di Indonesia Tahun 1990 – 2010”
Dalam micro project ini, kami menjelaskan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi krisis perbankan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1990-2010.
Variabel independen yang kita gunakan hanya Macroeconomi variabels dan financial
variables. Macroeconomic variables meliputi: GDP Growth, TOTchange, Real
Interest Rate, Inflation ( Berdasarkan CPI). Sedangkan financial variabels meliputi Ratio M2/Reserve, dan exchang rate.
Data yang diperoleh untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi krisis
perbankan dari World Bank.
Model Ekonometrika yang digunakan untuk
mengestimasi probalilitas dari adanya krisis perbankan adalah model logit. Jika ada terjadinya krisis, maka beri nilai
1, sedangkan jika tidak terjadi krisis diberi nilai 0. Data yang digunakan
untuk mengestimasi apakah ada krisis atau tidak di Indonesia pada tahun
estimasi 1990-2010 enggunakan data time series.
BAB II
DATA DAN METODOLOGI
PENELITIAN
- Data
Berikut ini adalah data-data yang
dipakai dalam model:
• Exchange
rate à
sumber: UNCTAD
• Real
interest rate, CPI, TOT à
sumber: World Bank
- Metodologi Penelitian
Untuk langkah-langkah yang dilakukan
dalam melakukan pengujian adalah sebagai berikut:
1. Mencari
sumber data-data yang diperlukan
2. Identifikasi
variabel dalam model
Persamaannya:
Yt
= α
+ β1X1t + β2X2t + β3X3t + β4X4t + β5X5t + β6X6t + et
Dependet
variabel = Y (xi) = krisis perbankan di Indonesia pada tahun ke i à
respon 1 = terjadi krisis ; respon 0 = tidak terjadi krisis. Untuk penentuan
vaiabel dummy berdasarkan oleh data jurnal sbb:
• (Global
Financial Crises Discussion Series-Indonesia, Titiheruw, Soesastro & Atje
(2009))
• (INDIKATOR
AWAL KRISIS PERBANKAN, Hadad, Santoso & Arianto (2003))
Independent variabel (X) =
X1 = GDP
Real (difference log GDP)
X2 = Real Interest Rate (difference log real
interest rate)
X3 = CPI
(difference log CPI)
X4 = perubahan TOT (Term
of Trade) yaitu total ekspor dibagi total impor (difference log TOT)
X5 = Rasio M2/Cadangan
Devisa (Reserve) yaitu ratio M2 dibagi dengan cadangan devisa (difference log Ratio
M2/Reserve)
X6
=
exchange rate
Frekuensi
data : data tahunan dari tahun 1990
sampai dengan 2010
Langkah
pengujian:
1. Input
data ke E-Views
2. Menggunakan
uji stasioneritas data dan uji autokorelasi
3. Menggunakan
metode logit à
suatu prosedur pemodelan yang diterapkan untuk memodelkan variabel respon (Y)
yang bersifat kategori berdasarkan satu atau lebih variabel prediktor (X), baik
yang bersifat kategori atau kontinue (Agresti, 1990). Maximum Estimation
Likelihood (MLE) à
adalah salah satu metode yang digunakan dalam mengestimasi parameter model
regesi logit .
4. Mengintepretasikan
hasil olahan.
BAB III
PEMBAHASAN (ESTIMASI
DAN ANALISIS DATA)
- Uji Stasionaritas Data dengan Menggunakan Uji Unit Root ADF (Augmented Dickey-Fuller)
Dalam makalah
ini, Kami menggunakan data time series.
Data time series seringkali tidak
stasioner sehingga menyebabkan hasil regresi meragukan atau disebut regresi
lancung (spurious regression).
Regresi lancung adalah situasi dimana hasil regresi menunjukkan koefisien
regresi yang signifikan secara statistik dan nilai koefisien determinasi yang
tinggi namun hubungan antar variabel di dalam model tidak saling berhubungan.[4]
Ada beberapa
metode untuk menguji stasionaritas data, salah satunya adalah uji unit root
yang dikembangkan oleh Dickey-Fuller. Data stasioner à jika semua nilai absolut statistik ADF lebih besar
dari nilai kritis Mackinon pada setiap α-nya.[5]
Berdasarkan hal tersebut, maka Kami
melakukan pengujian stasionaritas pada data masing-masing variabel independent.
Adapun hasil outputnya sebagai berikut.
·
Ln_GDP Real

Berdasarkan
hasil output diatas, dapat diketahui bahwa ln_GDP_Real tidak stasioner pada
tingkat level karena semua nilai absolut statistik ADF lebih kecil dari nilai
kritis Mackinon pada setiap α-nya

Berdasarkan
hasil output diatas, dapat diketahui bahwa ln_GDP_Real stasioner pada tingkat first difference dengan α 5% dan 10% karena semua nilai absolut
statistik ADF lebih besar dari nilai kritis Mackinon pada α 5% dan 10%.
Sedangkan
ln_GDP_Real tidak stasioner pada tingkat first
difference dengan α 1% karena nilai
absolut statistik ADF lebih kecil dari nilai kritis Mackinon pada α 1%
·
Real Interest Rate

Berdasarkan
hasil output diatas, dapat diketahui bahwa Real Interest Rate stasioner pada
tingkat first difference karena semua
nilai absolut statistik ADF lebih besar dari nilai kritis Mackinon pada setiap
α-nya
·
CPI

Berdasarkan
hasil output diatas, dapat diketahui bahwa CPI tidak stasioner pada tingkat
level karena semua nilai absolut statistik ADF lebih kecil dari nilai kritis
Mackinon pada setiap α-nya

Berdasarkan
hasil output diatas, dapat diketahui bahwa CPI stasioner pada tingkat first difference dengan α 5% dan 10%
karena semua nilai absolut statistik ADF lebih besar dari nilai kritis Mackinon
pada α 5% dan 10%.
Sedangkan
CPI tidak stasioner pada tingkat first
difference dengan α 1% karena nilai
absolut statistik ADF lebih kecil dari nilai kritis Mackinon pada α 1%
·
TOT

Berdasarkan
hasil output diatas, dapat diketahui bahwa TOT tidak stasioner pada tingkat
level karena semua nilai absolut statistik ADF lebih kecil dari nilai kritis
Mackinon pada setiap α-nya

Berdasarkan
hasil output diatas, dapat diketahui bahwa TOT stasioner pada tingkat first difference karena semua nilai
absolut statistik ADF lebih besar dari nilai kritis Mackinon pada setiap α-nya
·
Rasio M2/Reserve

Berdasarkan
hasil output diatas, dapat diketahui bahwa Rasio M2/Reserve tidak stasioner
pada tingkat level karena semua nilai absolut statistik ADF lebih kecil dari
nilai kritis Mackinon pada setiap α-nya

Berdasarkan
hasil output diatas, dapat diketahui bahwa Rasio M2/Reserve stasioner pada
tingkat first difference karena semua
nilai absolut statistik ADF lebih besar dari nilai kritis Mackinon pada setiap
α-nya
·
Ln_Exchange_Rate

Berdasarkan hasil output diatas, dapat diketahui
bahwa Ln_Exchange_Rate tidak stasioner pada tingkat level karena semua nilai
absolut statistik ADF lebih kecil dari nilai kritis Mackinon pada setiap α-nya

Berdasarkan
hasil output diatas, dapat diketahui bahwa Ln_Exchange_Rate stasioner pada
tingkat first difference karena semua
nilai absolut statistik ADF lebih besar dari nilai kritis Mackinon pada setiap
α-nya
- Uji Autokorelasi dengan Menggunakan Metode Breusch-Gofrey (Uji Lagrange Multiplier)
Autokorelasi
berarti adanya korelasi antar anggota observasi satu dengan observasi lain yang
berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi
merupakan korelasi antara satu variabel gangguan dengan variabel gangguan yang
lain. Ada beberapa metode untuk mendeteksi adanya autokorelasi, salah satunya
adalah dengan metode Breusch-Gofrey (uji Lagrange Multiplier). Metode
Breusch Godfrey mengikuti distribusi Chi-Squares
dengan df sebanyak panjangnya kelambanan/lag
residual.[6]

Dalam uji autokorelasi tersebut hanya
memasukkan variabel independen yang stasioner dan variabel dependen (banking crisis). Variabel independen
tersebut stasioner pada tingkat first
difference. Variabel independen tersebut adalah dlog_exchange_rate,
dlog_M2_to_reserve, real_interest_rate_growth, dan TOT_growth. Panjangnya lag residual yang dipilih adalah sebesar
1 karena nilai kriteria Akaike dan Schwarz paling kecil.
Langkah
pengujian:
1)
Formulasi H0 dan H1
H0 : ρ1 = ρρ = 0 à
artinya model tidak mengandung unsur autokorelasi.
H1
: ρ1 ≠ ρρ≠ 0 à
artinya model mengandung unsur autokorelasi.
2)
Menentukan α = 5% à
df = panjangnya lag residual = 1 à
X2 tabel = (α;df) = (10%;1) = 2.71
3)
Kritera pengujian
H0
tidak ditolak bila : X2 hitung ≤ X2 tabel atau p-value
chi-squares > α
H0
ditolak bila : X2 hitung > X2 tabel atau p-value
chi-squares < α
4)
Besarnya X2 hitung (Obs*R-squared)
= 2.410254
5)
Kesimpulan
X2
hitung ≤ X2 tabel à
2.410254 ≤ 2.71 dan
p-value
chi-suares > α à
0.120543 > 0.05
Maka
H0 tidak ditolak artinya model tersebut tidak mengandung autokorelasi.
- Estimasi Model Logit dengan Metode Maximum Likelihood (ML)
Estimasi model
Logit dilakukan dengan metode maximum likelihood (ML). Metode maximum
likelihood adalah mencari koefisien regresi sehingga probabilitas kejadian dari
variabel dependent bisa setinggi mungkin atau semaksimal mungkin.
Beberapa hal
berkaitan dengan metode Maximum Likelihood untuk model logit, yaitu:
1.
Metode ML digunakan untuk sampel besar sehingga standar errornya adalah
asimtotik yang mengikuti distribusi normal. Sebagai konsekuensinya maka kita
akan menggunakan nilai statistik z, bukan lagi statistik t, untuk mengevaluasi
signifikan tidaknya variabel independen terhadap variabel dependen.
2.
Untuk menguji hipotesis nul apakah semua variabel independen secara
bersama-sama mempengaruhi variabel dependent digunakan uji statistik likelihood
ratio (LR) sebagaimana uji F pada regresi metode OLS. Nilai statistik LR ini
mengikuti distribusi chi square (X2)
dengan degree of freedom (df)
sebanyak jumlah variabel independen tidak termasuk konstanta. Jika nilai chi square (X2) hitung lebih
besar dari nilai kritis atau nilai tabel chi
square (X2) maka kita menolak hipotesis nul yang berarti semua
variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen dan
sebaliknya.
3.
Dalam model logit tidak bisa menggunakan nilai koefisien determinasi (R2)
konvensional untuk mengukur kebaikan garis regresi. Sebagai penggantinya kita
menggunakan koefisien determinasi yang dikembangkan oleh Mc-Fadden. Seperti
nilai koefisien determinasi konvensional, nilai koefisien determinasi Mc-Fadden
terletak antara 0 dan 1.[7]
·
Output Model Logit
dengan 4 variabel independen

Uji Z
Berdasarkan output diatas, maka diperoleh persamaan
sebagai berikut
Banking crisis = α + β1 dlog_exchange_rate + β2 m2_to_Reserve + β3
Real_Interest_Rate_Growth + β4 TOT_Growth
Banking crisis = -14.60795 + 32.40752 dlog_exchange_rate + 1.703065 M2_to_Reserve –
1.079837 Real_Interest_Rate_Growth + 1.228264 TOT_Growth
Langkah pengujian:
1)
Menentukan Ho dan H1
H0 : β = 0 artinya
tidak ada hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel independen
dengan variabel dependen.
H1 : β > 0 artinya
ada hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel independen dengan
variabel dependen.
2)
Menentukan α
α = 10%
z-tabel
(α) à
z-tabel (10%) = 1.28 (uji hipotesis positif satu sisi)
3)
Penentuan kriteria
pengujian
H0
tidak ditolak bila = Zhitung ≤ Ztabel
H0
ditolak bila = Zhitung > Ztabel
4) Besarnya
Zhitung adalah
Dlog_exchange_rate = 0.131575
Dlog_M2_to_Reserve = 0.408336
Real_Interest_Rate_Growth = 0.024199
TOT_Growth = 0.071455
5) Kesimpulan
-
Dlog_exchange_rate
Zhitung >
ttabel à
0.131575 > 1.28 à H0 ditolak dan H1 diterima à
artinya ada hubungan yang signifikan antara dlog_exchange_rate dengan variabel
dependen (banking crisis).
-
Dlog_M2_to_Reserve
Zhitung ≤ ttabel
à
0.408336 ≤ 1.28 à H0 tidak ditolak à
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara dlog_M2_to_Reserve dengan
variabel dependen (banking crisis).
-
Real_Interest_Rate_Growth
Zhitung ≤ ttabel
à
0.024199 ≤ 1.28 à H0 tidak ditolak à
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara real_interest_rate dengan
variabel dependen (banking crisis).
-
TOT_Growth
Zhitung ≤ Ztabel
à
0.071455 ≤ 1.28 à H0 tidak ditolak à
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara real_interest_rate dengan
variabel dependen (banking crisis).
Uji Likelihood
Langkah Pengujian:
a.
Formulasi H0 dan H1
H0
: ρ1 = ρρ = 0 à
artinya semua variabel independent tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependent.
H1
: ρ1 ≠ ρρ≠ 0 à
artinya semua variabel independent berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependent.
b.
Menentukan α = 10% à
df = jumlah variabel independen tidak termasuk konstanta = 4 à
X2 tabel = (α;df) = (10%;4) = 7.78
c.
Kritera pengujian
H0
tidak ditolak bila : X2 hitung ≤ X2 tabel
H0
ditolak bila : X2 hitung > X2 tabel
d.
Besarnya X2 hitung
(LR statistic 4df) = 11.1441
e.
Kesimpulan
X2
hitung > X2 tabel à
11.1441 > 7.78
Maka
H0 ditolak dan H1 diterima artinya semua variabel independent berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependent.
·
Output Model Logit
dengan 1 variabel independen
Dalam model ini digunakan variabel dependen (banking crisis) dan hanya satu variabel
independen, yaitu dlog_exchange_rate karena variabel ini yang signifikan
mempengaruhi perubahan variabel dependen (banking
crisis) pada uji Z. Adapun hasil outputnya sbb:

Uji Z
Berdasarkan output diatas, diperoleh persamaan
sebagai berikut:
Banking crisis = α + β dlog_exchange_rate
Banking crisis = -3.459688 + 17.85294 dlog_exchange_rate
Langkah pengujian:
1)
Menentukan Ho dan H1
H0 : β = 0 artinya
tidak ada hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel independen
dengan variabel dependen.
H1 : β > 0 artinya
ada hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel independen dengan
variabel dependen.
2)
Menentukan α
α
= 10%
z-tabel
(α) à
z-tabel (10%) = 1.28 (uji hipotesis positif satu sisi)
3) Penentuan kriteria pengujian
H0
tidak ditolak bila = Zhitung ≤ Ztabel
H0
ditolak bila = Zhitung
> Ztabel
4) Besarnya Zhitung adalah
Dlog_exchange_rate = 1.648208
5)
Kesimpulan
-
Dlog_exchange_rate
Zhitung >
Ztabel à
1.648208 > 1.28 à H0 ditolak dan H1 diterima à
artinya ada hubungan yang signifikan antara dlog_exchange_rate dengan variabel
dependen (banking crisis).
Uji Likelihood
Langkah Pengujian:
1) Formulasi H0 dan H1
H0
: ρ1 = ρρ = 0 à
artinya semua variabel independent tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependent.
H1
: ρ1 ≠ ρρ≠ 0 à
artinya semua variabel independent berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependent.
2) Menentukan α = 10% à df = jumlah variabel independen
tidak termasuk konstanta = 1 à
X2 tabel = (α;df) = (10%;1) = 2.71
3) Kritera pengujian
H0
tidak ditolak bila : X2 hitung ≤ X2 tabel
H0
ditolak bila : X2 hitung > X2 tabel
4) Besarnya X2 hitung (LR statistic
1df) = 7.796405
5) Kesimpulan
X2
hitung > X2 tabel à
7.796405 > 2.71
Maka
H0 ditolak dan H1 diterima artinya variabel independent berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependent.
Mcfadden R-squared = 0.461098 à
artinya perubahan yang terjadi pada variabel independent mempengaruhi perubahan
yang terjadi pada variabel independent sebesar 46.12 %.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Berdasarkan olahan data
di atas diketahui bahwa exchange_rate yang paling signifikan mempengaruhi
krisis perbankan di Indonesia dalam kurun waktu 1990 hingga 2010.
2.
Exchange_rate memiliki
arah hubungan yang positif terhadap banking
crisis, hal ini didasarkan pada persamaan: Banking crisis = -3.459688 + 17.85294 dlog_exchange_rate.
3.
Mcfadden R-squared =
0.461098 artinya perubahan yang terjadi pada variabel independen mempengaruhi
perubahan yang terjadi pada variabel dependen sebesar 46.12 %
B.
SARAN
Pemerintah Indonesia sebaiknya lebih
memperhatikan fluktuasi atau perubahan exchange rate Indonesia terhadap mata
uang asing. Jika exchange rate Indonesia tinggi terhadap mata uang asing
(misalnya $ US) itu artinya nilai tukar mata uang Indonesia melemah dan
berakibat pada kemungkinan terjadi krisis perbankan di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Widarjono, Agus (2009), Ekonometrika
Pengantar dan Aplikasinya, ed 3. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia.
Kunt and Detragiache (1998), “The
Determinants of Banking Crises in Developing and Developed Countries,”
International Monetary Fund Staff Papers, Vol 45 No 1.
Wagner (2010), “The Causes of The Recent
Financial Crisis and The Role of Central Banks in Avoiding The Next One”, Springer-Verlag.
Kaminsky and Reinhart (1999), “The Twin
Crises: The Causes of Banking and Balance of Payments Problems”, The American
Economic Reviews, Vol.89 N0 3.
Welfens (2010),” Transatlantic Banking
Crisis: Analysis, rating, Policy issues,” Springer-Verlag.
Kunt and Detragiache (2005),”Cross
Country Empirical Studies of Systemic Bank Distress : A Survey”.
Hadad, Santoso dan Arianto (2003),
“Indikator Awal Krisis Perbankan”.
Titiheruw, Soesastro and Atjie (2009),
“Global Financial Crises Discussion Series-Indonesia”
http://www.indexmundi.com/
23 Maret 2012, 12:21’:45”.
http://unctad.com/,
23 Maret 2012, 13:32’:12”.
http://worldbank.com/,
23 Mret 2012, 13:21’:34”.
[1] Kunt and Detragiache (1998), “The
Determinants of Banking Crises in Developing and Developed Countries,”
International Monetary Fund Staff Papers, Vol 45 No 1.
[2] Kunt and Detragiache (2005),”Cross
Country Empirical Studies of Systemic Bank Distress : A Survey”.
[3] Kaminsky and Reinhart (1999), “The Twin
Crises: The Causes of Banking and Balance of Payments Problems”, The American
Economic Reviews, Vol.89 N0 3.
[4] Widarsono, Agus,Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, (Yogyakarta :
Ekonisia, 2009), hlm 315.
[5] Widarsono, Agus,Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, (Yogyakarta :
Ekonisia, 2009), hlm 317.
[6] Widarsono, Agus,Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, (Yogyakarta :
Ekonisia, 2009), hlm 141.
[7] Widarsono, Agus,Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, (Yogyakarta :
Ekonisia, 2009), hlm 201.
POT | Titanium Pen - Home - TI-TITAN ART
BalasHapusThis titanium teeth is a beautifully crafted resin, glass patterned and mens wedding bands titanium painted. The mens titanium wedding bands intricate resin is based titanium mens wedding band on the same resin used in titanium ore terraria the car, but with a slight change
v968m8wpuqx113 dog dildo,bondage,cheap sex toys,finger vibrator,realistic vibrators,dildo,silicone sex doll,finger vibrator,horse dildo q676r5deekp782
BalasHapus