Senin, 30 Desember 2013

Job Order Costing & Process Costing_Managerial Accounting_Chapter 6



JOB ORDER COSTING & PROCESS COSTING

Sistem akuntansi biaya berdasarkan proses (process costing) à  perhitungan biaya dikumpulkan untuk satuan waktu tertentu dengan dasar skedul produksi yang ditetapkan yang bertujuan untuk memproduksi barang yang akan dijual secara kontinyu dengan produk yang standard an dihitung pada akhir periode. Harga pokok produksi dihitung dengan prosentase tertentu dibagi dengan jumlah produk pada periode tertentu.
Sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan (job order costing) à perhitungan biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan/kontrak/jasa secara terpisah dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya. Produksi dilakukan tergantung spesifikasi pemesan. Biaya produksi berdasarkan job order dapat dihitung pada saat pesanan selesai. Harga pokok produksi ddihitung dengan mengakumulasikan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead yang diperhitungkan pada masing-masing kartu biaya pesanan dan dibagi dengan jumlah pesanan masing-masing.
Berikut perbedaan antara Job Order Costing dengan Process Costing:
Job Order Costing
Process Costing
Banyak pesanan yang dikerjakan selama periode.

Produk Tunggal yang dihasilkan selama periode waktu yang panjang
Biaya-biaya diakumulasi oleh masing-masing pesanan.

Biaya-biaya diakumulasi berdasarkan departemen.

Kartu Biaya Pesanan sebagai dokumen kunci.

Department production report adalah dokumen kunci.

Unit cost dihitung berdasarkan pesanan.

Unit costs dihitung berdasarkan departemen


Kemiripan antara job order costing dan proses costing sistem antara lain sbb:
  1. Kedua sistem memiliki tujuan dasar yang sama-untuk menetapkan bahan, tenaga kerja, dan biaya overhead ke produk dan untuk menyediakan mekanisme untuk biaya komputasi unit produk.
  2. Kedua sistem menggunakan akuntan manufaktur yang sama dasar, termasuk biaya overhead manufaktur, bahan baku, barang dalam proses, dan finished good.
  3. Aliran biaya melalui rekening manufaktur pada dasarnya sama di kedua sistem.
Dalam sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan (job order costing), produk dipertanggungjawabkan dalam batch. Setiap batch diperlakukan sebagai pesanan yang terpisah dan pesanan tersebut merupkan obyek biayanya. Semua biaya yang terjadi dalam produksi suatu pesanan dibebankan ke kartu biaya pesanan tersebut. Jika pekerjaan yang dilakukan untuk suatu pesanan terjadi di lebih dari satu departemen atau pusat biaya (cost center) yang lain , biaya yang terjadi di setiap pusat biaya diakumulasikan di kartu biaya pesanan. Ketika pesanan selesai , biaya pesanan per unit dan produk ditentukan dengan membagi total biaya yang dibebankan ke kartu biaya pesanan dengan jumlah unit yang diproduksi untuk pesanan tersebut. Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, produk yang berbeda-beda dapat diproduksi untuk pesanan yang berbeda dan biayanya dapat ditentuan secara terpisah.
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya. Biaya yang dibebankan ke setiap unit ditentukan dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi. Pusat biaya biasanya adalah departemen, tetapi bisa juga pusat pemrosesan dan satu departemen. Persyaratan utama adalah semua produk yang diproduksi dalam suatu pusat biaya selama suatu periode harus sama dalam hal sumber daya yang dikonsumsi, bila tidak perhitungan biaya berdasarkan proses dapat mendistorsi biaya produk.
Terdapat dua pendekatan untuk menagani biaya persediaan awal barang dalam proses yaitu metode perhitungan rerata tertimbang dan FIFO. Metode perhitungan biaya rerata tertimbang menggabungkan biaya persediaan awal dengan biaya periode berjalan untuk menghitung biaya per unit. Metode perhitungan biaya FIFO memisahkan unit-unit dalam persediaan awal dari unit-unit yang diproduksi selama periode berjalan.
 Laporan biaya produksi sebaiknya menunjukkan:
  1. biaya total dan biaya per unit dari pekerjaan yang diterima dari satu atau beberapa departemen lain;
  2. biaya total dan biaya per unit dari bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang ditambahkan oleh depatemen tersebut;
  3. biaya dan persediaan barang dalam proses awal dan akhir;
  4. biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke persediaan barang jadi
Sehingga laporan biaya produksi berfungsi untuk menunjukkan aliran unit dan biaya-biaya ke work in process, menjadi kartu biaya pesanan dalam process costing, menyediakan informasi biaya bagi L/K (financial statements), dan membantu para manajer untuk mengontrol  departemennya



4 komentar:

  1. Nice share veraphiiii.... kayaknya aku bakal rajin berkunjung dimari... hihihi

    BalasHapus
  2. i love u sayng

    BalasHapus
  3. Perbedaan Job Order Costing dengan Process Costingnya singkat dan jelas.Terimakasih

    BalasHapus
  4. Paparannya sangat jelas. Thks.

    BalasHapus