Support Department Cost Allocation
Proses
produksi pada umumnya melalui beberapa tahapan. Hal ini dilakukan dengan maksud
mengadakan spesialisasi pengerjaan produk yang dihasilkan. Spesialisasi
tersebut mengakibatkan adanya departemenisasi proses produksi. Setiap tahapan
proses produksi pada dasarnya tidak dapat berdiri sendiri. Kesemuanya harus
merupakan satu rangkaian yang terkoordinasikan.
Setiap
tahapan proses produksi tersebut harus dibantu oleh departemen lain yang
membantu berfungsinya suatu departemen. Departemen semacam ini disebut
departemen pembantu. Departemen pembantu adalah departemen yang memberikan
layanan pada departemen produksi sesuai dengan fungsinya. Departemen pembantu
biasanya berupa departemen listrik, pemeliharaan, dll. Biaya-biaya yang terjadi
pada departemen pembantu pada dasarnya juga ikut memberi kontribusi pembuatan
suatu produk. Oleh karenanya biaya-biaya yang terjadi di departemen pembantu
juga harus ikut dibebankan dalam penentuan kos produk.
Namun
demikian pembebanan biaya yang terjadi pada departemen pemabntu ke produk yang
dihasilkan tidak dapat dilakukan secara langsung ke produk. Terlebih dahulu
harus dilakukan alokasi biaya ke departemen produksi yang menikmati jasa yang
diserahkan oleh departemen pembantu tersebut. Pembebanan biaya dari departemen
pembantu langsung ke produk akan mengakibatkan kos produk terlalu tinggi dan
sebaliknya kos produk yang masih dalam proses menjadi lebih rendah.
Beberapa
tujuan alokasi biaya dari departemen pembantu ke departemen produksi adalah
sbb:
1. memperoleh
harga yang disepakati bersama;
2. menghitung
profitabilitas lini produk;
3. memperkirakan
pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian;
4. menilai
persediaan;
5. dan
memotivasi manajer untuk menggunakan tingkat konsumsi jasa dengan benar.
Ada
dua cara menghitung tarif untuk departemen
pembantu, yaitu:
1. pembebanan
tunggal à
mengkombinasikan biaya variabel dan tetap pada departemen pembantu untuk
menghasilkan tarif pembebanan;
2. pembebanan
ganda à
memisahkan biaya variabel dan tetap pada departemen pemabntu, suatu tarif terpisah dihitung untuk tiap jenis sumber daya
berdasarkan pada faktor penyebab. Kemudian penggunaan aktual tiap jenis faktor
penyebab dikalikan dengan tarif yang
sesuai untuk mendapatkan jumlah biaya departemen pembantu yang akan
dialokasikan.
Biaya
yang dialokasikan dari departemen pembantu ke departemen produksi adalah biaya
yang dianggarkan bukan aktual agar ketidakefisienan departemen pembantu tidak
diteruskan ke departemen produksi.
Metode yang digunakan untuk
mengalokasikan biaya departemen pembantu ke departemen produksi adalah:
- metode alokasi langsung à biaya variabel dan tetap dialokasikan secara langsung ke departemen produksi, besarnya biaya variabel sesuai dengan proposi penggunaan jasa departemen tsb sedangkan besarnya biaya tetap sesuai dengan proposi kapasitas normal atau praktis;
- metode alokasi berurutan (bertahap) à tidak sepenuhnya mengakui interaksi antar departemen pembantu. Alokasi biaya dilakukan dengan cara menurun, mengikuti prosedur rangking yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Departemen pembantu dirangking sesuai urutan jumlah pelayanan yang diberikan dari urutan terbanyak hingga paling sedikit;
- metode alokasi timbal balik à mengakui sepenuhnya interaksi antar departemen pembantu. Pemakaian suatu departemen pembantu oleh departemen menentukan biaya total tiap departemen pembantu yang biaya totalnya mencerminkan interaksi antar departemen pembantu. Kemudian biaya total departemen pembantu yang baru tsb dialokasikan ke departemen produksi.
Produk
patungan (joint product) adalah dua
atau lebih produk yang diproduksi secara simultan dengan proses yang sama
hingga pada titik pemisahan (split-off
point). Ada tiga metode akuntansi yang digunakan dalam perhitungan produk
patungan, yaitu:
1. metode
unit fisisk à
biaya patungan didistribusikan ke produk berdasarkan unit fisik;
2. metode
nilai penjualan saat pemisahan à
mengalokasikan biaya patungan berdasarkan proporsi setiap produk pada nilai
penjualan saat titik pemisahan;
3. metode
nilai bersih yang direalisasikan.
Produk
sampingan (by product) memiliki nilai
penjualan yang relatif kurang signifikan. Produk sampingan umumnya tidak
dialokasikan ke biaya produk patungan. Penjualan produk sampingan dimasukkan
dalam “pendapatan lain-lain” pada laporan laba rugi atau diperlakukan sebagai
kredit untuk Barang dalam Proses dari produk utama.
ciyeeeh blog baruu :3
BalasHapusvisit me also: diyandewi.blogspot.com