Jumat, 10 Januari 2014

Inventory Management_Managerial Accounting_Chapter 14



Inventory Management

Manajemen Persediaan atau inventory management  merupakan salah satu aset penting dalam perusahaan.  Perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan penting yang mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan karena pemborosan terjadi di dalam persediaan. Namun jika tidak dipenuhi maka bisa menghambat produksi barang atau jasa.
Mengendalikan persediaan atau inventory management yang tepat bukanlah hal yang mudah. Apabila jumlah persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana yang dikeluarkan terlalu besar, meningkatnya biaya penyimpanan (seperti biaya pegawai, biaya operasional pabrik, biaya gedung, dll) dan resiko kerusakan barang yang lebih besar. Namun bila persediaan terlalu sedikit mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan persediaan (stock out) karena seringkali barang persediaan tidak dapat didatangkan secara mendadak yang menyatakan terhentinya proses produksi, tertundanya keuntungan, bahkan hilangnya pelanggan.
            Alasan manajemen persediaan tradisional adalah:
1.       Laba Maksimal à turut meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan
            Minimalkan biaya penyimpanan à  mendukung produksi sedikit saja
            Minimalkan biaya pemesanan à  mendukurng pemesanan dalam jumlah besar
            Artinya à menyeimbangkan biaya pemesanan / persiapan dengan biaya penyimpanan
2.      Memenuhi permintaan pelanggan (dalam memenuhi tanggal pengiriman)
3.      Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat :
a.        kerusakan mesin
b.        kerusakan komponen
c.        tidak tersedianya komponen
d.       pengiriman komponen yang terlambat
4.      Mendapatkan potongan harga jika beli dalam jumlah banyak
5.      Proses produksi yang tidak dapat diandalkan à menghasilkan produk rusak
6.      Hindari resiko kenaikan harga dimasa yang akan datang.
            EOQ merupakan contoh dari system persediaan yang didorong (push inventory system) à perolehan persediaan diawali dengan antisipasi permintaan di masa mendatang, bukan reaksi terhadap permintaan saat ini.
            JIT merupakan pendekatan yang meminimalkan total biaya penyimpanan dan biaya persiapan yang sangat berbeda dari trandisional. Dalam JIT, tidak menerima biaya persiapan (atau biaya pemesanan) justru JIT mencoba menekan hingga nol à sehingga biaya yang tersisa untuk dikurangi adalah biaya penyimpanan à yang dicapai dengan mengurangi persediaan sampai tingkat yang sangat rendah.
            Keterbatasan JIT antara lain sering timbul masalah dengan pemasok, meski ada kontrak jangka panjang. Jika JIT tidak dijalankan dengan baik maka ada resiko kehilangan penjualan yang bisa jadi meruakan penjualan yang hilang selamanya.
            TOC (Theory of Constraints) berfokus pada tiga ukuran kinerja organisasi, yaitu throughput, persediaan, dan beban operasi. Teori kendala, seperti JIT, memberikan manajemen persediaan peran yang lebih menonjol dibandingkan sudut pandang tradisional. TOC mengakui penurunan persediaan akan mengurangi biaya penyimpanan sehingga menurunkan beban operasi dan laba bersih. Namun, TOC menyatakan penurunan persediaan akan membantu menghasilkan sisi kompetitif dengan mempunyai produk yang lebih baik, harga yang lebih rendah, dan tanggapan yang lebih cepat atas kebutuhan pelanggan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar