Quality Costs and Productivity:
Measurement,
Reporting, and Control
Peningkatan
kualitas dapat meningkatkan profitabilitas melalui dua cara: meningkatkan permintaan pelanggan
dan mengurangi biaya. Dalam pasar persaingan yang ketat, peningkatan permintaan
dan penghematan permintaan dan penghematan biaya dapat menjadi penentu apakah
suatu dapat berkembang atau sekadar bertahan hidup. Biaya kualitas bisa cukup
besar dan dapat merupakan sumber penghematan yang cukup signifikan. Ketika
perusahaan menerapkan program perbaikan kualitas, timbul kebutuhan untuk
memantau dan melaporkan kemajuan dari program tersebut.
Biaya kualitas (cost of quality) merupakan biaya yang timbul karena mungkin atau
telah di hasilkan produk yang jelek mutunya. Ada empat kategori biaya kualitas,
yaitu (1) biaya pencegahan merupakan biaya yang di keluarkan untuk mencegah di
hasilkannya mutu yang jelek; (2) biaya penilaian merupakan biaya yang di
keluarkan untuk mendeteksi mutu yang jelek; (3) biaya produk gagal internal
merupakan biaya yang di keluarkan karena produk gagal memenuhi persyaratannya
dan kegagalan ini di ketahui sebelum di lakukan penjualan,dan (4) biaya produk
gagal eksternal terjadi karena produk gagal memenuhi persyaratannya setelah
terjual.
Ada dua pandangan tentang biaya kualitas.
Pertama, pandangan kualitas yang dapat diterima (Acceptable Quality Level). Sudut pandang AQL didasarkan pada
definisi produk cacat tradisional. Mengasumsikan bahwa terdapat perbandingan
terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya
pengendalian meningkat, biaya kegagalan seharusnya turun. Selama kondisi ini,
perusahaan harus terus meningkatkan usahanya untuk mencegah unit-unit yang
tidak sesuai. Sehingga dicapai suatu titik di mana kenaikan tambahan biaya kualitas
tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan.
Titik ini mewakili tingkat minimum dari total biaya kualitas dan merupakan
perbandingan optimal dari biaya pengendalian dan biaya kegagalan dana
mendefinisikan tingkat kualitas yang dapat diterima. Kedua adalah model cacat
nol yang menekankan pada biaya kualitas dan potensi penghematan dari upaya yang
lebih besar untuk meningkatkan kualitas. Model kualitas kokoh menentang
definisi unit cacat, menyempurnakan pandangan terhadap biaya kualitas,
mengintensifkan upaya perbaikan kualitas. Perusahaan yang berupaya mencapai
kondisi cacat nol atas produk mereka ( kondisi dengan toleransi nol ), dapat
mengkapitalisasi kualitas dengan menurunkan jumlah unit cacat sambil menekan
total biaya kualitas. Tingkat optimal dari biaya kualitas ialah keadaan di mana
produk-produk yang diproduksi memenuhi nilai target. Upaya untuk mencapai nilai
target menciptakan sebuah dunia kalitas dinamis, berlawanan dengan dunia
kualitas statis AQL.
Informasi biaya kualitas diperlukan untuk
membantu manajer dalam mengendalikan kinerja kualitas dan berfungsi sebagai
input dalam pengambilan keputusan. Informasi biaya kualitas dapat digunakan
dalam keputusan penetapan harga strategis dan analisis produk baru. Informasi
biaya kualitas menjadi dasar yang sangat penting bagi penelusuran perusahaan
atas perbaikan yang berkelanjutan.
Menilai pengaruh perubahan produktivitas
terhadap laba berjalan merupakan salah satu cara untuk menilai perubahan
produktivitas. Pengukuran jumlah perubahan laba yang diakibatkan oleh perubahan
produktivitas disebut pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba. Aturan
keterkaitan dengan laba (Profit-Linkage
Rule) : untuk periode berjalan, hitunglah biaya input yang seharusnya
digunakan dalam keadaan tanpa adanya perubahan produktivitas dan bandingkan
biaya tersebut dengan biaya input aktual yang digunakan. Selisih biayanya
adalah sejumlah perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar